Langsung ke konten utama

Amplop Hitam Dariku

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Well hello people! Balik lagi sama gue Agung, bocah gabut yang terus akan gabut sampe nemu kegiatan yang seenggaknya bisa ngebuat kegabutan gue gak separah kemarin ketika covid lagi hangat-hangatnya. Pusing gak baca nya? Sama gue juga haha..

Daripada kebanyakan omong eh, emg gue ngomong ya? Nulis maksudnya tapi bukan nulis di buku, nulis di layar *apasih gue*

Enjoy reading ya!!!

**********************************************

Minggu lalu kita berpapasan di sela-sela kesibukan masing-masing. Sebetulnya hari ini aku ingin mengajaknya lebih lama untuk sekedar melepas penat hanya berdua. 

"Bim, jam 10 gue mesti balik rumah nih 20 menit lagi kita balik ya!". Ucap Vivi kepadaku

"Iya vi, oke! Tapi temenin gue beli sepatu ya ada yang lagi gue pengen di toko sepatu itu." Jawabku pada Vivi

"Oh oke tapi jangan lama-lama ya bim, gue takut bokap gue marah!." Vivi menyeringai.

"Iya gak lama ko, liat bentar langsung pilih terus bayar deh. Emgnya lo beli sepatu udah kaya bangun rumah. Keburu ubanan gue." Ujarku sambil bercanda ke Vivi.

"Ye! Gue kan cewe wajar kali! Lagian, gak ada yang nemenin gue pergi kecuali lo Bim, sepi idup gue tanpa cowo!". Vivipun mengelak.

"Mana bisa sih cewe kayak lo kesepian, lu kan lumayan vi.. Lumayan buat dijadiin babu! Wkwkwkwk". Jawab aku ketus.

"Enak aja lo! Gue kan muka nya sama Lisa Blackpink 11 12 :p." Vivi mengelak.

"Serah deh, udeh nih gue udah nemu sepatunya. Kebanyakan ngobrol jadi lupa mau bayar gue."

"Yaudah cepet, gue mau balik nih!." Vivi ketus 

#########################################

Obrolan demi obrolan kemarin mengingatkan ku ketika pertama kali kenal sosok cewe lugu, centil, dan teledor. Iya, Vivi namanya. Seorang cewek yang sejak SMP selalu sama-sama dalam hal apapun, layaknya adik-kakak cuma beda darah. 

Kini, cewe lugu itu sudah besar sudah bisa menentukan hidupnya lebih bijak lagi. 29 September 2006 ketika itu ibu Vivi meninggal dalam kecelakaan pesawat hendak pergi ke Surabaya, tempat kakek-nenek Vivi tinggal. Mengingatnya lagi gue terngiang obrolan7 hari sebelum ajal menjemput ibunya, Lastri namanya.

"Bima, ibu udah kenal kamu lama dan Vivi pun sudah sangat dekat denganmu.. Mengingat, vivi tidak punya kakak ibu sudah anggap kamu sebagai kakaknya Vivi, tolong jaga dia ya bim, ibu percaya kamu." Sambil mengelus tanganku, Ibu Vivi menatap hangat kearahku.

"Nggih bu, Bima janji bakal jagain vivi semampu Bima." 

"Makasih ya bim, kamu udah perhatian dan mau jgain Vivi."

"Sama sama bu"

Kalimat 'tolong jaga Vivi ya bim' seakan menjadi kalimat terakhirnya dan aku gak tau bakal terjadi kecelakaan di pesawat 7 hari setelahnya. 

Aku bisa ngerasain, gimana ditinggal sama orang tercinta. Orang yang rela korbanin nyawa nya ketika melahirkan kita ke dunia. Gak ada yang bisa mengalahkannya. 

Kini, hidup Vivi serba sendiri karena, Ayahnya sudah menikah lagi dan tidak terlalu memerhatikan keadaan anak nya sendiri. Mereka pun jarang berkomunikasi dan juga beda rumah jadi sudah sangat jarang mereka ngobrol.

Aku bisa ngerti minggu lalu Vivi bilang kesepian idupnya. Dia merindukan sosok lelaki yang bisa dia sandarkan untuk keluh kesah, jadi orang yang sekedar menanyakan kabar dan tempat curhat ketika sedang sedih. 

Tepat hari ini, 30 September menjadi hari bahagia bagi Vivi. Ulang tahun yang ke-25 menjadi agenda melepas sakit berubah menjadi senyum baginya.

Akupun merencanakan acara ini 3 hari sebelumnya, aku menyiapkan acara pesta kecil-kecilan untuk surprise seperti layaknya di film-film romantis. Aku mengatur segalanya seorang diri, dan set up tempat pun sendiri karena aku mau ini jadi hari bahagia bagi hidupnya yg belakangan ini gelap.

 Sekitar pukul 00.01 senyap sunyi suasana Cafe hits di bilangan Jakarta Selatan menerpa tubuhku oleh angin sepoy-sepoy malam. Aku tiba-tib ingin menelfon Vivi

"Vi, lo udh tidur belom? Besok kan lo ulang tahun gak ada rencana bikin pesta gitu?. Tanya ku langsung

"Eh bim, malem amat lo telfon gue, baru gue kelar mandi ditagih buat bikin acara. Bocah sih lo pake acara pesta gitu. Gamau ah gue!

"Ga asik lo! Bye."

"Idih, eh bim.! ****tttuuuutttt* telfon dari bima langsung mati.

1 hari sebelum acara ulangtahun nya itu akupun berencana ngajak Vivi ke rumah untuk ketemu orang tuaku. Sudah lama dia gak ketemu mereka. Akupun langsung menjemputnya 

"Vi, lo sekarang gak ngapa2 in kan? Tanyaku langsung dihadapannya

"Sorry, gue ada perlu mesti kerumah pacar gue. Dia udah nembak gue 2 bulan yang lalu Bim.." ucap Vivi sambil memegang gelas berisikan jus jeruk.

"Kok lu ga cerita sama gue soal cowo lo itu? Parah si!" Bima memasang muka bete.

"Sorry, gue gak maksud ga cerita cuma gue lagi menikmati hubungan ini aja bim gak mau diganggu gitu." Vivi mengelak.

"Yah, gajadi deh lo ketemu orang tua gue. Mereka kangen sama lo Vi, mereka udah buat semur daging kesukaan lo." Bima sedih

"Mau ketemu orang tua lo? Kok lo gabilang gue dulu si! Gue jdi gaenak nih... tapi acara gue sama cowok gue gk boleh batal Bim.."

"Tadinya gue mau kasih surprise ke lo Vi, kali lo mau ketemu mereka. Udah lama banget, terakhir waktu kelulusan SMA kali."

"Sorry ya Bim, titip salam aja ke mereka!

"Eh tadinya juga gue mau kasih lo sesuatu Vin, jadi gue kemaren ke dokter dan cek lab ternya...."

"Eh udah dulu Bim, cowo gue bilang mesti siap siap dia mau kesini, bye...! Vivi langsung memotong omongan Bima.

"Hm, ok Vi. Take care ya!

"Ya Bim, salamin ke ortu lo ya!

"Ok!"

Pada hari itu sebenarnya aku, Bima Prasetya Ramadhan mengidap penyakit kanker otak stadium 4. Rasanya, aku ingin mengatakan itu semua ketika bersama dengan ibu bapak. Mereka sudah tau penyakit ini, aku sudah mengidap kanker 1tahun yang lalu. Vivi berhak tau, karena dia sudah aku anggap keluarga sendiri. Namun, bukan hari ini dia tau soal penyakit yang aku alami saat ini. 

Aku hanya ingin, menghabiskan sisa hidupku bersama orang yang aku sayang yang sudah aku anggap adik sendiri, Vivi Husna Althafunnisa. 

Keesokan harinya menjadi hari yang aku tunggu, tempat yang sudah aku siapkan jauh hari sebelum acara ulang tahun Vivi sudah kusiapkan akhirnya datang. Aku langsung sms dia

"Vi, lo dimana? Gue ada di cafe yang biasa kita nongkrong nih..."

Melihat dari pesannya masih ceklis 1, Vivi belum membalas ataupun membacanya.

Jam di tanganku sudah menunjukkan angka 8 malam hari itu, dan Vivi tak kunjung membalas sms dariku. Aku berfikir, mungkin dia sedang bersama pacarnya merayakan hari ulang tahun yang sama seperti ini. Aku tunggu sampai dia datang.

Ibuku menepak bahuku:

"Bim, mana Vivi? Ko gak dateng-dateng ya? Kamu udah kabarin belum tempatnya?"

"Udah mah, udah aku sms tadi."

"Kok muka kamu pucet Bim? Astaghfirullah idung kamu berdarah Bim!!!! Ayo kita ke rumah sakit."

"Engga ko mah, aku gak papa. Aku masih mau nunggu Vivi disini." Bima mengusap darah di hidungnya dengan tisu.

"Gak bim! Gak! Ayo kita ke rumah sakit sekarang! Biarin Vivi, dia juga gak datang kan kesini? Mamah takut kamu kambuh lagi Bim. Ayo bim nurut sama mamah!" Ibuku menarik tangan ke mobil.

"Gak mah, aku mau ketemu Vivi. Aku udah siapin semua ini dan gak mau ngerusak hari bahagia nya dia mah!" Bima menolak kasar.

"Astaghfirullah Bim, kamu mimisan lagi itu!! Mamah harus bawa kamu ke rumah sakit sekarang!"

"Engga mah, Bima gak pa..." Daggggggggg! Bima pun terjatuh pingsan.

"Bima!!!!!!"

Ibunya Bima langsung meletakkan Bima kedalam mobil Ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit.

Setibanya dirumah sakit:

"Apakah ibu orang tuanya saudara Bima?"

"Iya dok saya ibunya!".

"Kondisi anak ibu kritis, dia harus segera dioperasi. Kanker nya sudah menjalar ganas ke otak nya. Untuk itu, anda harus menyetujui tindakan operasi ini." Ujar dokter 

"Baik dok, saya bersedia dia dioperasi.!"

"Baik bu, kami akan menyiapkan tindakan operasi sekarang juga."

Tak lama kemudian Vivi menelfon ke nomor Bima yang handphone nya sedang dipegang oleh Ibu Bima.

"Bim... lo dimana? 

"Vi, cepet ke rumah sakit! Bima pingsan tadi!"

"Ibu!!! Kenapa Bima? Ok aku kesana sekarang bu!" Vivi kaget spontan langsung ke rumah sakit bersama pacarnya.

Ingin rasanya aku dikasih kesempatan kala itu memberi tahu semua yang aku alami saat ini. Saat itu aku ingin memberikan surat ini, namun kamu mau pergi bersama pacar baru mu. Surat ini aku tulis setelah selesai mendekorasi cafe untuk tempat acara ultahmu itu:

Hai Vivi! Gue tau lo bakal marah sama gue, gue tau lo bakal ngambek kalo gue ngasih surat beginian. Tapi gue cuma mau bilang Happy Birthday Vi! Diumur yang segini gue masih gak nyangka lu masih hidup! Haha, dulu lo masih kecil petakilan, cerewet tapi sekarang? Lo udah tumbuh besar, udah bisa menghidupi hidup lo sendiri tanpa beban. Gue gabisa ngasih apa apa ke lo, gue sebagai kakak beda darah cuma ngingetin lo mesti bahagia walaupun ntar gue udah gak ada, lo mesti punya pacar Vi! Gue tau lo jomblo akut. Tapi masa sih gak ada yg mau sama lo? Haha. Bahagia Vi, lo bahagia gue pasti bahagia kok. Satu lagi, kalo lo baca surat ini berarti lo udah meluangkan waktu dan udah tau kejutan yang gue kasih ke lo buat acara ulang tahun ini. See u Vi! Gue sayang lo!

Sesampainya di rumah sakit Vivi langsung menemui Ibunya Bima

"Bu, ceritain ke Vivi ada apa sama Bima?"

"Bima sebetulnya sudah punya kanker sejak 1 tahun lalu, dia selama ini menjalani kemoterapi 3 bulan 1x dan sekarang udah stadium 4." 

"Hah???!!! Apa bu?! Bima gak cerita ke Vivi soal ini!." Vivi kaget.

"Memang sengaja dia gak ngasih tau kamu, takut kepikiran katanya."

"Terus sekarang kondisinya gimana bu?"

"Tadi di cafe dia keliatan pucet banget, dan sempet mimisan 2 kali nunggu kamu disana."

"Astagaa... maafin Vivi bu, tadi lagi ngerayain acara ulang tahun aku di rumah temen."

"Oh ya? Jadi kamu belum tau????"

"Tau apa bu?" Tanya Vivi heran.

"Dari jauh hari Bima ngerencanain acara ulang tahun kamu di cafe tadi, dia tadinya gamau dibawa ke rs sama ibu, mau nungguin sampe kamu dateng. 

"Apa bu?!! Bima nyiapin cafe itu buat ngerayain ultah Vivi??! Dia ga bilang soalnya. Kalo tau gitu aku batalin acara di temenku tadi."

"Katanya mau surprise in kamu, Vi. "

"Ibu Bima, tolong ke ruangan saya ya!" Sambut dokter tiba tiba

"Baik dok, Vivi kamu tunggu sini."

"Sangat disayangkan bu, kondisi Bima makin melemah, sejak operasi dia mengalami kritis detak jantungnya sangat lemah. Saya khawatir akan hal itu bu."

"Lakukan yang terbaik dok, apapun itu lakukan untuk kesembuhan anak saya."

"Baik, bu!"

"Oh ya, anak ibu bisa ditengok sekarang. Tapi jangan biarkan dia banyak bergerak karena blum stabil."

Ibu Bima masuk ke kamar Bima:

"Bim, kamu yang kuat ya! Jangan nyerah! Mamah ada disini!" Sambil berbisik di telinga kanan Bima.

Tak lama, jari Bima sedikit bergerak.

Ibu Bima spontan langsung memanggil dokter.

Dokter datang dan langsung mengecek kondisinya.

Tak lama setelah di cek, dokterpun memindakan Bima ke ruang operasi untuk dilakukan operasi yang ke 2 kalinya.

Di luar, Ibu Bima, Vivi hanya bisa memandang dari kaca ruang operasi dan berharap Bima bisa sadarkan diri.

"Bim, lo kuat bim! Gue disini! Lo harus sembuh bim! Bangun Bim!! Bangun!!" Vivi memukul kaca ruangan sambil terseguk menangis.

"Udah Vi, berdoa yang terbaik aja buat Bima. Pasti dikasih yang terbaik sama Tuhan.". Ucap Ibu Bima menenangkan Vivi

"Oiya, ini ada surat dari Bima katanya harus dikasih tau ke kamu Vi!". Ibu Bima menyodorkan amplop hitam bertuliskan Buat Vivi, tersayang.

"Iya bu, makasih"

Diruang tunggu Vivi membaca surat dari Bima dan tak sadar, Vivipun menangis haru membaca itu semua. 

Tak lama kemudian, dokterpun keluar dari ruang operasi

"Bu, kami sudah memaksimalkan usaha untuk menyembuhkan Bima namun, Tuhan berkata lain bu, ia menghembuskan nafas terakhir hari ini." Ucap dokter sendu

"Innalilahi wainnailaihi rajiun..., Vi! Kamu kesini sekarang."

"Kenapa bu?"

"Bima Vi! Bimaaaa!!!!!!! Bima udah meninggal!!!!!!!!" Ucap suara Ibu Bima bergetar sambil menangis

"HAHHHH BIMA!!! GAMUNGKIN BU! GAMUNGKIN!!!! BIMA LO HARUS KUAT BIM, KATANYA LO MAU GUE BAHAGIA! GILIRAN GUE UDAH BAHAGIA LO MALAH PERGI NINGGALIN GUE! GAK ADIL BIM!" Teriak Vivi disela lorong rumah sakit itu.

"Kamu yang kuat Vi, ini mungkin yang terbaik buat kita semua. Ikhlasin Vi.." Ibu Bima memelul Vivi hangat.

"Gak bu! Aku ngerasa bersalah hari ini gak hafir di acara yang udah Bima rencanain selama ini, aku bodoh bu! Aku gabisa nyenengin dan ngeliat Bima untuk terakhir kalinya. Aku bersalah bu..." Vivi menangis sambil ngomong

"Udah Vi, itu masa lalu. Jangan diingat . Biar Bima tenang di atas sana ya!" Ujar Ibu Bima menenangkan.

1 bulan kemudian

Gue Vivi, merasa bersalah ketika tau sahabat lo udah nyiapin segala sesuatu untuk hari spesial orang yang lo sayang dan orang itu malah terlambat datang dan juga malah menjadi haro terakhir ketemu sama dia. Gue inget lo Bim, lo tuh baik, mau jadi temen cowok gue yang sedia 24jam nemenin gue kalau gue lagi bosen, gue pasti telfon lu. Gue belum sempet bilang makasih atas inisiatif lo waktu itu udah bikin rencaa buat acara ulang tahun gue yang ke 25. Lo terbaik Bim..

Lo tau bim? Dari surat yang lo kasih ke gue itu sekarang saatnya gue menuju hidup baru, pacar gue sekarang udah berubah status jadi suami gue Bim! Inget kan pesen lo, bahwa gue harus bahagia. Dan sekarang impian lo terwujud. Gue bahagia udah nikah sama cowok yang gue sayang dan cintai. 

Lo yang tenang disana ya Bim. Gue selalu doain lo berada di Surga yang indah. Mkasih Bim, atas semuanya. Gue sayang sama lo Bima Prasetya Ramadhan. 

 Yang ditunggu hilang

Yang dikejar lari

Yang diharap akan tiba waktunya

Semua ada masa nya

Masa sedih, akan berakhir bahagia

Masa suli, akan ada kemudahn setelahnya

Hidup ini penuh teka teki

Sampai kita bisa memecahkan teka teki itu

Sampai di penghujung kisah

Aku harap, kita selalu bahagia

Sampai raga ini tercipta dan kembali kepada sang Kuasa....

See u guys di cerita cerita pendek lainnya! Tell me what u think ya d komentar hehe👌

*********************************************

My social media:

Instagram: aagungnr

Twitter: @aagungnr

Ask.fm: aagungnr 

Much love🖤

Komentar

  1. Balasan
    1. Makasih atas komentarnya! See u di cerpen lainnya lagi ya;)

      Hapus
  2. Balasan
    1. Thankkk u so much, its mean a lot:') semoga lebih rajin nulis lagi ya hehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Weird Idiot sama dengan Agung

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Well hello people! Balik lagi sama gue, Agung Sebenernya motivasi gue bikin tulisan ini karena udah terlalu banyak draf yang numpuk, bukannya di post malah di diemin gitu aja dasar si anak labil. Anyway, gue mau kasih tahu ke kalian bagaimana gabutnya gue selama hidup di dunia yang fana ini. ****************---------------**************** Karena ada yang nyebut gue: "Ih dasar anak gabut, gak ada kerjaan lu! Gapenting." Oke, gue akan menggembleng semua kegiatan yang gapernah gue kasih tau ke kalian kalian semua pembaca nan budiman ini. Gabut gue terjadi bukan terjadi gitu doang, karena ada sebab-akibatnya juga, jangan ngadi-ngadi lu emang nya gue apaan?? *pake nada ngomong keanu angelo wkwk* Gabutnya gue ini terjadi karena beberapa faktor, jujur yang paling mendasar gue gabut adalah udah bingung mau ngapain lagi, kerja udah keras kaya batu bata yang udah di panggang, ada kalanya juga gue gabut karena udah capek kayak orang uring-uring

Sajak Asal-Asalan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Well hello people! Ketemu lagi sama gue Agung. Enjoy aja ya sama tulisan gue kali ini, semoga kalian suka dan dapat dimengerti, ya paling engga dibaca aja gue udah bersyukur banget:') Happy reading!!!!!!^^ *****************------------------*************** Hidup ini sudah terlalu drama mari kita cuek aja guys, kaya puisi ini : Hidupku, tak seindah hidupmu Bukan berarti ini aku kecewa Melainkan menerima dengan lapang dada Senja begitu indah dikala hadir ditengah kita Namun, kabut pun terasa hangat di lerung nestapa Apa salahnya kita mengadu? Apa salahnya kita inginkan lebih? Hidup bukan soal aku dan kamu Tapi, kita semua. Sudah lama aku impikan  Kehidupan yang aku inginkan Tapi.... Sudahlah, aku tak ingin banyak berharap Lewati semua proses, bekerja dengan keras Akankah hasilnya mulus? Kurasa tidak Akankah hasilnya buruk? Kuusahakan jangan. Hiduplah dengan santai  Ketika orang lain banyak berharap Disitulah kamu banyak usaha Ketika orang

Dasar Bucin Lo!!!!

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Well hello people! Balik lagi nih sama gue Agung, gila ya udah lama banget gue ninggalin kalian yang setia bacain blog receh ini:( *padahal gak ada yg setia* *nangis dipojokan*  Gausah banyak ngomong ah, eh nulis deh. Stop senyum senyum, cause its about to go down *copyright nessie judge* *please jangan pake nada dia* Enjoy ya!  ----------------------*************----------------------- Source: Google Di tulisan gue sebelumnya gue pernah cerita soal cinta pertama saat di duduk di SD dulu. Gila ya, orang-orang kayaknya gak se fakboi gue deh udah ngerasain benih-benih cinta waktu masih bocah SD, eh tapi bentar, Fakboy tuh apa ya? Gue sih mikirnya sama kaya playboy gitu, tapi masa iya gue playboy? Pacaran aja gapernah serius serius amat, jangankan banyak ngegebet cewe, deketin aja gue culun kebanyakan awkardnya, pacaran paling lama lu tau berapa tahun? Gak nyampe dah setahun, berujungnya pasti putus entah gue yang minta putus atau diputusin, tapi