Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
My other social media
ig @aagungnr
twitter aagungnr
Fb Agung Noer Ramadhan
ππππ
Well, hello people! Meet me again with me. Agung
So l was on this blog since 2014, had a long time ago ya. Haha. But, gue disini bukan nulis soal kenapa gue mutusin untuk ngisi blog ini, karena ya seperti kalian tahu gue ini anaknya rebahan mulu, gabut terus, ya gitu deh. Pokoknya apapun yang ditulis disini demoga kalian pada suka dan share jangan lupa! Apalah tulisan ini kalo gak di share? Siapa yang mau baca? Tuyul dan Ba'yul? *gadeng canda*
Enjoy reading!!!!!!
*****************---------------------------*******************
Mendekati minggu-minggu akhir bulan puasa ini gue ngerasa ada perasaan campur sari sih. Sedih, karena gak tau tahun depan masih dikasih umur buat nyambut puasa lagi atau engga waalahualam. Seneng juga sih, akhirnya bisa sedikit lagi mencapai hari kemenangan nanti ya, walaupun kondisinya bakal berbeda dari tahun tahun sebelumnya, tapi kita harus bersyukur kan? Ko malah nanya ya gue, Yaiyalah gue kan suka nanya sendiri jawab sendiri! Kaya orang gila tanpa pikiran lu tau!!! *gadeng canda* Ada perasaan takut juga, ya gak bisa dipungkiri lagi, lagi pandemic ini bikin apa-apa jadi serba takut. Gaboleh salaman lah nantinya, gak boleh ke rumah tetangga nantinya, gak bisa deh liat kaleng khong guan tapi isinya kerupuk emping (ngerasain gak? Kalo gue iya) Haha... intinya mesti kudu bersyukur.
Anyway, bukan itu yang gue mau omongin tentang perasaan gue akhir-akhir ini. Udah kaya konsultasi sama simsimi ( ini aplikasi chating bot dulu ya) gak ada abisnya ntar malah ganyambung π .
Belakangan ini, gue lebih sering baca baca blog orang, baca buku juga. Ya walaupun bukunya masih sama yang itu-itu aja, tapi setidaknya kan baca gituh, ya ada kegiatan jadinya, ckck.. Ada satu tulisan yang bikin gue trigger pengen nulis dari tulisannya Gita Savitri Devi yang tema nya tentang orang tua sih. Alhasil, kayaknya gue mau nulis gimana perspektif gue tentang doi (read: orang tua).
Mungkin ada beberapa dari kalian menganggap peran orang tua itu penting. Segala sesuatu itu harus apa yang terucap dari mulut mereka, and i deal with it. Tapi pernah gak kalian berfikir, kalo misalnya itu tuh ngebikin kalian lebih kayak kerasa
"Oh, jadi rencana yang gue plan itu gak guna ya? Harus nurut deh sama apa maunya orang tua."
"Tapi, kan gue punya jalan sendiri atas ini semua, kok jadi mamah yang ngatur?."
"Kan gue yang ngejalanin, kalo semisal nanti di akhir setres, apa papah mau tanggung jawab?"
"Ternyata jadi apa yang gue mau itu gak cukup ya, tetep aja harus punya ambisi apa kata orang tua gue mau. It sucks actually."
Ungkapan diatas memang gak semua anak memperlakukan statement seperti itu ke orang tua mereka. Mungkin 4-10 yang menganggap semua ini itu its all about your Mom and Dad, no matter what happened to you, its on your parents hand.
Ada kala nya kita itu berada dimana yang jadi keinginan itu gak boleh ada yang ngatur, egois memang. Tapi, ada saat nya pula kita mendengarkan apa yang Orang Tua kita inginkan. Tinggal kita memosisikan diri aja, dimana kita harus mengiyakan pendapat mereka, atau kita tetep teguh prinsip sama apa yanh kita mau kejar, tanpa ada campur tangan Orang Tua.
"Sesuatu yang dipaksa dan diatur itu emang gak enak!".
Mungkin kalimat itu yang relateable sebagai anak yang gak terlalu mikirin soal diri sendiri, dan orang lain tapi gue percaya. Apapun yang terjadi sekarang, besok dan lusa itu semua karena adaa segelintir do'a yang terucap dari hati mereka sebagai orang tua menginginkan apa yang jadi jalan terbaik untuk anak-anak nya nanti. Gue typical anak yang semuanya itu masih butuh saran dari orang tua, masih butuh sandaran sebagai titik tumpu yang akan ngebikin gue tambah lebih semangat lagi jalani hidup.
Soal apapun yang sedari tadi gue tulis itu semua gak lain dan gak bukan gue cuma nunjukin, gimana sih jadi anak yang berbakti? Apa harus semua saran dari Orang Tua kita terima dan lakuin?
Atau harus ngebangkang, milih jalan sendiri tapi kita tanggung jawab sama apa yang kita udah lakuin nantinya? Itu semua tergantung kalian masing-masing gimana cara pandang dan jadi tolak ukur sebuah ya, kalo gue bilang sih "Maju diatur atau Mundur dibebaskan?." Entahlah, gue juga masih bingung, apakah selama ini gue menjadi anak yang udah baik sama Orang Tua atau malah sebaliknya?
Let the universe plays, how can i'll bring this maturnity by me or by my parents ways..
So, Intinya kalo lo masih punya kuasa akan diri lo sendiri dan sanggup menerima kegagalan apa yang udah dijalanin, lets pick your choices by your own way, or kalo kalian masih bingung dan belum tau apa yang mesti dilakuin kedepannya, minta ke Tuhan lewat Orang Tua kalian apa yang harus dilakukan supaya jadi orang yang lebih berguna untuk hidup. That's it.
*********************************----*****************
At the end of this writting, gue mau tau gimana pendapat kalian ttg peran orang tua kalian masing2 soal passion kalian seberapa penting sih? On the comment section ya! much love!π€
Mungkin ada beberapa dari kalian menganggap peran orang tua itu penting. Segala sesuatu itu harus apa yang terucap dari mulut mereka, and i deal with it. Tapi pernah gak kalian berfikir, kalo misalnya itu tuh ngebikin kalian lebih kayak kerasa
"Oh, jadi rencana yang gue plan itu gak guna ya? Harus nurut deh sama apa maunya orang tua."
"Tapi, kan gue punya jalan sendiri atas ini semua, kok jadi mamah yang ngatur?."
"Kan gue yang ngejalanin, kalo semisal nanti di akhir setres, apa papah mau tanggung jawab?"
"Ternyata jadi apa yang gue mau itu gak cukup ya, tetep aja harus punya ambisi apa kata orang tua gue mau. It sucks actually."
Ungkapan diatas memang gak semua anak memperlakukan statement seperti itu ke orang tua mereka. Mungkin 4-10 yang menganggap semua ini itu its all about your Mom and Dad, no matter what happened to you, its on your parents hand.
Ada kala nya kita itu berada dimana yang jadi keinginan itu gak boleh ada yang ngatur, egois memang. Tapi, ada saat nya pula kita mendengarkan apa yang Orang Tua kita inginkan. Tinggal kita memosisikan diri aja, dimana kita harus mengiyakan pendapat mereka, atau kita tetep teguh prinsip sama apa yanh kita mau kejar, tanpa ada campur tangan Orang Tua.
"Sesuatu yang dipaksa dan diatur itu emang gak enak!".
Mungkin kalimat itu yang relateable sebagai anak yang gak terlalu mikirin soal diri sendiri, dan orang lain tapi gue percaya. Apapun yang terjadi sekarang, besok dan lusa itu semua karena adaa segelintir do'a yang terucap dari hati mereka sebagai orang tua menginginkan apa yang jadi jalan terbaik untuk anak-anak nya nanti. Gue typical anak yang semuanya itu masih butuh saran dari orang tua, masih butuh sandaran sebagai titik tumpu yang akan ngebikin gue tambah lebih semangat lagi jalani hidup.
Soal apapun yang sedari tadi gue tulis itu semua gak lain dan gak bukan gue cuma nunjukin, gimana sih jadi anak yang berbakti? Apa harus semua saran dari Orang Tua kita terima dan lakuin?
Atau harus ngebangkang, milih jalan sendiri tapi kita tanggung jawab sama apa yang kita udah lakuin nantinya? Itu semua tergantung kalian masing-masing gimana cara pandang dan jadi tolak ukur sebuah ya, kalo gue bilang sih "Maju diatur atau Mundur dibebaskan?." Entahlah, gue juga masih bingung, apakah selama ini gue menjadi anak yang udah baik sama Orang Tua atau malah sebaliknya?
Let the universe plays, how can i'll bring this maturnity by me or by my parents ways..
So, Intinya kalo lo masih punya kuasa akan diri lo sendiri dan sanggup menerima kegagalan apa yang udah dijalanin, lets pick your choices by your own way, or kalo kalian masih bingung dan belum tau apa yang mesti dilakuin kedepannya, minta ke Tuhan lewat Orang Tua kalian apa yang harus dilakukan supaya jadi orang yang lebih berguna untuk hidup. That's it.
*********************************----*****************
At the end of this writting, gue mau tau gimana pendapat kalian ttg peran orang tua kalian masing2 soal passion kalian seberapa penting sih? On the comment section ya! much love!π€
My other social media
ig @aagungnr
twitter aagungnr
Fb Agung Noer Ramadhan
ππππ
Yah, orang tua pengennya kan kita lebih baik dari mereka. Tapi kadang apa yg mereka anggap "lebih baik" itu beda sama apa yg dipikiran kita. Tapi kenyataan lebih parah lagi. Apa yg dibayangkan gak satupun yg kesampaian jajajaja. Reality is sucks AF. But still I live there.
BalasHapusKadang apa yang kita harapkan ga sama dengan yang orang tua inginkan, tapi harus yakin, bukan seberapa keselnya ga sejalan sama keinginan ortu tapi bicara tentang berkah hidupnya,, kalo ikhlas ngikutin apa kata ortu disitu kalian bakal rasain nikmat nya berkah nurut sama ortu.. jadi yg sabar sabar aja yaaaππ
BalasHapus